Rudi Soedjarwo Tertantang Garap Film Horor 13 The Haunted

Minggu, 01 Juli 2018 - 17:30 WIB
Rudi Soedjarwo Tertantang...
Rudi Soedjarwo Tertantang Garap Film Horor 13 The Haunted
A A A
JAKARTA - Menggarap sebuah film drama mungkin sudah bukan hal aneh bagi Rudi Soedjarwo. Bahkan, sejumlah film garapannya sukses menjadi box office di masanya. Ada Apa dengan Cinta? dan Mengejar Matahari, adalah beberapa film yang sukses mendapat tempat istimewa di hati pecinta film Tanah Air.

Namun, jika bicara tentang film horor, sutradara kelahiran Bogor, November 1971 itu mungkin masih minim pengalaman. Bahkan, selama bergelut di balik kanera, dia mengaku film horor adalah genre yang dia takuti untuk menyentuhnya.

"Horor itu paling menakutkan bikinnya, karena sulit. Bikin orang sedih, gampang. Bikin orang menggelora, gampang. Bikin orang takut tuh susah," kata Rudi, di sela perilisan trailler dan poster 13 The Hanuted, di kawasan Kemang, Jakarta Selatan.

Kendati begitu, sebagai seorang sutradara top, Rudi tidak menyerah begitu saja. Mengaku tidak lihai dalam menggarap film horor, dia mencoba untuk terus belajar, dengan tujuan bisa menggarapnya dengan baik, seperti halnya ketika dia membuat film drama.

"Jadi supaya saya nggak blank, mungkin saya harus membalik caranya, saya harus belajar lagi. Caranya 'Oh iya ya, horor itu sebenarnya kan, kenapa dia disebut horor? Karena kan karakternya, tetap karakter. Jadi saya harus balik karakternya. Karakternya siapa, kenapa mereka melalui itu dan bagaimana akibatnya terhadap mereka. Kalau saya pegang hantunya, susah. Karena hantu, kita tau bohongan. Agak susah untuk menentukan 'nih cukup nih.' susah. Satu-satunya genre yang bikin saya blank itu, ya horor," papar dia.

Hal itu juga yang dilakukan Rudi ketika dipercaya untuk menggarap film horor, 13 The Haunted. "Untuk yang ini, saya cuma bilang ke Raffi, gua berani kalau kita punya karakter yang kuat. Kalau nggak (punya), gua bingung, mau gimana," papar Rudi.

"Menentukan bahwa 'oke cukup,' (itu) susah. Terus memulai ini, adegannya gimana juga susah kalau semuanya cuma jualan hantu, begitu loh. Jadi harus karakter. Ini karakternya siapa, apa yang terjadi dengan mereka, peristiwa apa yang menimpa mereka, terus bagaimana dampaknya terhadap kehidupan mereka setelah kejadian itu dan bagaimana kedepannya, sebagai anak-anak remaja gitu. Apakah ada perbedaan mereka satu sama lain. Itu, saya main di situnya," tambah Rudi.

Untuk mewujudkan idealismenya itu, lanjut dia, di awal pembicaraan dengan Raffi, dia ingin memastikan bahwa para pemain yang terlibat benar-benar siap. "Makanya, akhirnya saya bilang ke Raffi 'pemain yang ada, boleh, ngetop semua, oke, nggak masalah, karena saya kan biasa pemain baru, tapi harus bisa delivery nih. Kalau nggak (bisa), gua repot nih. Entar gua marah-marah, mereka-nya malah mental semua. Gua yang kena lagi. Nanti dibilang pemarah lagi," kata dia berkelakar.
(alv)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0803 seconds (0.1#10.140)